Banyak anak, banyak rejeki.
Benarkah?
Mari kita lihat persentase pertambahan penduduk dunia yang
diperoleh dari World Population berikut ini.
Kita bisa lihat grafik yang menurun. Menyenangkan bukan?
Mungkin secara grafik, grafik tersebut terkesan
menyenangkan. Tetapi, bila kita hitung secara matematis, ternyata tidak. Jumlah
penduduk akan terus bertambah seiring waktu.
Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah
penduduk dunia mencapai 7 miliar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan
tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal di mana penduduk dunia mencapai 6
miliar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia mencapai 5 miliar jiwa.
Sekarang kita lihat grafik jumlah penduduk dari tahun ke
tahun.
Lihat? Jumlahnya terus meningkat.
Lalu apa dampaknya?
Bagi lingkungan, semakin padatnya populasi manusia akan sejalan
dengan kerusakan lingkungan. Hal tersebut dapat disebabkan kebutuhan manusia.
Kita ambil contoh, misalkan tiga tujuan dari yang dicetuskan
ibu-ibu PKK.
1.
Sandang
2.
Pangan
3.
Papan
Tentu tidak asing kan dengan kebutuhan tersebut?
Pertama, kebutuhan sandang. Sandang atau pakaian, memerlukan
sebuah proses manufaktur untuk membuatnya. Diperlukan bahan baku yang dapat
berasal dari alam seperti kain katun dari kapas. Kebutuhan bahan bakar untuk
mesin, dan lain-lain. Belum pula lahan yang harus disediakan untuk kegiatan
produksi baju tersebut. Lalu apa dampaknya?
Dengan semakin banyaknya manusia dan sifat manusia yang
cenderung konsumtif apalagi sekarang fashion menjadi trend, pembukaan lahan
untuk produksi akan semakin menjadi-jadi. Lahan-lahan yang dulu menjadi lahan
hijau diambil untuk mejadi lahan produksi. Belum lagi untuk menjalankan
produksi, pasti ada limbah dan hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan hingga sifat industri manufaktur tersebut yang juga memiliki andil
terhadap pemanasan global.
Kedua, kebutuhan pangan, hampir sama dengan sandang. Kita
ambil contoh. Dalam sepiring rendang, biasanya tersaji 150g daging sapi. Daging
sapi berasal dari sapi. Sapi mengeluarkan kotoran semasa hidupnya. Padahal,
kotoran sapi dalam jumlah besar di dalam peternakan akan menghasilkan gas
metana yang memicu efek rumah kaca.
Hal tersebut akan bergerak naik seiring kebutuhan makanan
manusia.
Terakhir papan. Hal fundamental bagi manusia. Setiap manusia
butuh rumah untuk dihuni kan? Padahal rumah butuh lahan. Seiring padatnya
populasi, mau tidak mau, lagi lagi bumi harus merelakan daratannya untuk
dibangun rumah oleh manusia. Hasilnya? Banjir. Tanah longsor. Dan banyak lagi.
Jadi, banyak anak banyak rejeki?
Coba pikirkan lagi.